Friday 31 July 2015

Konseling Lintas Budaya ( jawa- Palembang )

Budaya jawa- Palembang
Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam siklus kehidupan, yang merupakan masa peralihan yang sangat berarti dalam membentuk kelompok-kelompok kecil keluarga baru pelanjut keturunan. Seperti halnya yang dilakukan oleh T dan W, mereka menikah 5 tahun silam dimana T adalah orang jawa asli dan W suaminya orang Palembang. Sebelum mereka melangsungkan pernikahan mereka harus melalui sedangkan prosesi adat, khususnya adat yang pria yakni adat Palembang lalu pada kelahiran anak mareka.
Kelahiran merupakan hal yang sangat membahagiakan bagi seorang wanita , dimana seorang wanita manjadi ibu dan laki-laki akan manjadi seorang ayah. Anak merupakan suatu anugerah dari allah SWT yang patut dijaga dengan baik, disayangi dan dicintai dengan semestinya. Dalam prosesi kelahiran T menggunakan adat Palembang, karena suaminya orang Palembang asli.

P          : “permisi mbak, maaf kalu saya mengganggu“
T          : “o….. neri, iya gak apa-apa, ada apa tumben? “
P          : “gini lho mbak, saya ka nada tugas untuk ujian akhir semester, jadi kalau mbak tidak keberatan saya Tanya beberapa hal sama mbak terutama prosesi adat mbak sebelum dan sampai menikah“
T          : “o…… jadi gitu to ceritanya. Iya mbak kan orang jawa dan suaminya mbak orang Palembang asli neri, kamu mau Tanya tentang apa? “
P          : “gini mbak saya mau Tanya gimana adat sebelum dan sampai menikah mbak sama suami mbak“
T          : “ya…… yang pertama milih calon dalam adat Palembang calon dapat diajukan oleh orang tuanya atau si anak yang akan dikawinkan lalu madik“
P          : “madik tu pa mbak saya baru dengar? “
T          : “madik itu mendekat yaitu proses penyelidikan atas seorang gadis yang dilakukan oleh utusan pihak pria yang bertujuan untuk perkenalan mengetahui asal usul serta silsilah lalu setelah madik dilanjutkan dengan menyengguk tau memasang pagar, kalau orang jawa berarti melamar“
P          : “terus setelah itu apa lagi mbak? “
T          : “setelah itu kalau sudah manyengguk dilanjutkan ngebet, dalam pertemuan ini pihak pria berkunjung dengan membawa tenong sebanyak 3 buah, masing-masing berisi terigu, gula, dan telur itik, dalam pertemuan ini sepakat bahwa gadis telah diikat oleh pihak pria dan sebagai tanda ikatan, utusan cincin , kalung atau gelang, kemudian berasan yaitu bermusyawarah untuk mencantumkan dua keluarga menjadi satu keluarga besar dimaksudkan apa yang diminta oleh pihak si gadis dan yang diberikan oleh pihak pria“
P          : “banyak banget ya mbak prosesi adatnya? “
T          : “iya, memang adat Palembang prosesinya panjang ner, gimana apa mas mau dilanjutkan ceritanya? “
P          : “iya mbak“
T          : “ya setelah beresan dilanjutkan dengan mutuske kato yaitu pihak keluarga membuat keputusan berkaitan dengan hari nganterke belanjo kalau orang jawa bilang nentuin hari pernikahan ner, lalu nganterke belanjo dilakukan sebulan atau setengah bulan kalau orang jawa bilang seserahan“
P          : “lalau setelah itu apa lagi mbak“
T          : “setelah prosesi yang mbak bilang tadi dilanjutkan dengan persiapan menjelang akad nikah dalam hal ini ada beberapa ritual biasanya dilakukan calon pengantin wanita yang dipercaya berkhasiat untuk kesehatan kecantikan, disebut dengan betangas“
P          : “betangas itu apa maksudnya ya mbak? “
T          : “betegas adalah mandi uap, kemudian bebedak setelah betengas, dan berpacar ( berinai) yang diberikan pada seluruh kuku kaki dan tangan juga telapak tangan dan kaki disebut pelipit, kalau diadat jawa kan biasanya melakukan siraman sebelum menikah. Nah setelah prosesi ini barulah sampai pada upacara akad nikah, yang berbeda dengan adat jawa yaitu upacara ini dilakaukan dirumah calon pengantin pria karena menurut adat Palembang jika dirumah pengantin wanita maka dikatakan (kawin numpang)”
P          : waw……. Panjang banget ya mbak prosesinya, apa mbak gak bingung tuh harus ngikutin adat suami mbak? “
T          : “awalnya sih bingung, tapi yam au giaman lagi, nah gimana setelah kita ngobrol apa masih ada yang mau kamu tanyakan ner? “
P          : “iya mbak masih ada yang mau saya tanyakan sama mbak“
T          : “tantang apa? “
P          : “begini mbak, tadi kan mbak sudah cerita tentang prosesinya sebelum dan sampai menikah, nah mabk kan juga sekarang juga sudah punya anak, saya mau Tanya tentang prosesi kelahiran anak mbak yang berbeda budaya mbak? “
T          : “ow…… jadi maksudmu tentang prosesinya gimana kalahiran anak mbak ya? “
P          : “ iya mbak“
T          : “ iya waktu mbak hamil sih gak telalu rumit prosesinya, tetapi setelah kelahiran beda banget sama adat jawa ner“
P          : “beda gimana mbak? “
T          : “ya kalau adat Palembang ada tradisi “ngunting” atau merhabanan/ cukuran menurut orang jawa, di tradisi ngunting akan terlihat bendera-bendera yang berwana-warni“
P          : “bendera berwarna warna-warni untuk apa mbak? “
T          : “awalnya mbak juga bingung untuk apa bendera-bendera itu, tapi ternyata diletakkan uang atau permen pada bendera tersebut, bahkan sebagian menggunakan telur kemudian diikuti oelh bayi yang akan digunting rambutnya, yang biasanya yang menggendong dilapisi kain songket“
P          : “ ow… jadi gitu ya mbak, lalu setelah itu apa lagi mbak? “
T          : “selanjutnya singep“
P          : “apa itu singep mbak? “
T          : “singep itu perlengkapan dalam pernikahan ataupun sarung keris tapi kalau dipalembang singep itu perlengkapan yang digunakan dalam acara dalam acara aqiqah anak atau marhaba dimana dari tumpukan kain songket bayinya juga dikerudungi yang dialasi dengan kain songket dan bayinya juga dikerudungi dengan songket ner“
P          : “jadi gitu ya mbak, singep itu untuk acar aqiqah bayi, dalam prose situ ada kendanya gak mbak? “
T          : “gak ada ner, alhamdulilah semua berjalan lancer, gimana apa masih ada pertanyaan? “
P          : “cukup mbak, makasih ya mbak buat waktunya, maaf kalau ngrepotin, he he he he! “
T          : “iya, gak papa sama-sama, mbak seneng kok bisa ngobrol sama kamu“

Dalam pernikahan adat Palembang terdapat beberapa prosesi sebelum menjadi akad nikah seperti milih calon atau memilih calon istri, madik atau perkenalan, menyangguk atau melamar, ngebet atau kesepakatan, berasan atau musyawarah, mutuske kato atau menetukan hari pernikahan, nganteke belanjo atau seserahan, persiapan menjelang akad nikah, upacara akad nikah.
Sedangkan dalam kelahiran terdapat beberapa prosesi adat Palembang ngunting atau cukuran dan singep adalah perlengkapan yang digunakan dalam acara aqiqah

No comments:

Post a Comment